Haibun nostalgia
Friday, May 27, 2016
Haibun nostalgia | Terbayang dalam ingatan, peristiwa 13 tahun silam. Di sudut sekolah, kala itu aku, kau dan dia. Kuraih tanganmu, mencoba menggenggamkan padanya. Kau langsung menampik, kulihat bola matamu memerah. Kau pun mendorong bahuku, lalu pergi seraya berkata 'Tak punya hati'.
Sejak saat itu kita tak pernah bertegur sapa, apalagi bercanda. Dari teman jadilah rasa kebencian. Hingga bulan berlalu, seragam sekolah kutanggalkan, kita masih seperti tom dan jerry. Hanya satu ucapmu saat hari perpisahan itu. "Kau bodoh apa purapura tak tahu rasaku," begitulah ucapmu.
Kini 13 tahun telah berlalu, jumpa lagi kita dipertemuan ke-2. Dan kau pun kembali berkata 'Ternyata waktu enggan memihak kita, aku ikhlas asal kau bahagia.' Kata-katamu membuatku amat tersentuh. Tak terasa air bening menghiasi remang malam.
Di remang malam
Bayu meliuk kencang
Seberkas kenang
Riya
Bade, 9-5-16
Demikianlah Haibun nostalgia Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Sejak saat itu kita tak pernah bertegur sapa, apalagi bercanda. Dari teman jadilah rasa kebencian. Hingga bulan berlalu, seragam sekolah kutanggalkan, kita masih seperti tom dan jerry. Hanya satu ucapmu saat hari perpisahan itu. "Kau bodoh apa purapura tak tahu rasaku," begitulah ucapmu.
Kini 13 tahun telah berlalu, jumpa lagi kita dipertemuan ke-2. Dan kau pun kembali berkata 'Ternyata waktu enggan memihak kita, aku ikhlas asal kau bahagia.' Kata-katamu membuatku amat tersentuh. Tak terasa air bening menghiasi remang malam.
Di remang malam
Bayu meliuk kencang
Seberkas kenang
Riya
Bade, 9-5-16
Demikianlah Haibun nostalgia Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.