Skip to main content

Puisi Musik-musikku Mungil

Puisi Musik-musikku Mungil
Puisi musik musikku mungil. Pengertian musik menurut para ahli musik adalah suara yg disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, serta keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alatalat yang dapat menghasilkan irama. Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. MUsik merupakan fenomena unik yang di hasil beberapa alat musik.

Musik musikku mungil, judul ini hanya kombinasi dari duajudul puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya  antara lain.
  1. Puisi kaki mungil
  2. Puisi musik-musikku
Salah satu penggalan baitnya. "Tambang emas yang dapat kau dulang sesuka hati. Musik adalah pelipur lara tuk semua jiwa di dunia ini, Nada bersanding dengan asa dan rasa dari dalam nurani". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

Puisi Musik-musikku
oleh: Satria Panji Elfalah (2016)

Musik bukan tambang emas yang dapat kau dulang sesuka hati ..
Musik adalah pelipur lara tuk semua jiwa di dunia ini ..
Nada bersanding dengan asa dan rasa dari dalam nurani ..
Menguntai notasi dalam roncean gemintang di malam hari ..

Musikku bukan sekedar kata buaian belaka ..
Mereka tercipta dari lembayung senja ..
Berbumbu aksara kehidupan berbalut kisah nyata ..
Puisi yang terurai ku nadakan tuk memecag sunyimu yang bergelora ..

Musikku untuk semua jiwa di penjuru dunia ..
Bukan hanya alunan dawai dan tuts pelita ..
Namun ada lentera benderang menerangi jiwa ..
Menelan perih lara hati berlubang maya ..

Musikku bukan sekedar karyaku ..
Tapi rangkaian asa dalam jiwa berbingkai bambu ..
Sederhana, simpel dan tak berkelu ..
Murni tertuang dari dasar jiwa berbaluk suka cita atau haru biru ..

Musikku bukan sekedar unjuk rasa dan asa ..
Namun terdapat pesan jiwa yang terrunda ..
Musikku bahagiaku tangisku juga cintaku yang bertakhta ..
Dalam kejora berbalut duka atau lentera asmara ..

Serang, 21 Mei 2016.


Puisi Kaki Mungil
oleh: Satria Panji Elfalah (2016)

Embun pagi belum juga luruh ke muka tanah ..
Namun sudah ku tengok kaki mungil berlari kecil menyusuri trotoar merah ..
Bukan bermain, bukan pergi menimba ilmu di sekolah ..
Mencari plastik tuk dijadikan rupiah ..

Terpampang jelas raut pilu ..
Kala ia membolak-balik tumpukan plastik biru ..
Air matanya seolah menggenang di pelupuk matanya yang lugu ..
Terasingkan dari bangku pendidikan negeri Indonesiaku ..
Aku menyeka gitar yang ku gunakan mengais rupiah semalam ..
Dawainya terlihat legam pertanda keringat menghitam ..
Aku mencoba merogoh mencari rupiah dalam tas yang menggeram ..
Tak banyak yang dapat ku temukan, hanga beberapa lembar rupiah kusut legam ..

Ku kejar si kaki mungil yang terlihat makin mungil di kejauhan ..
Aku memanggil, dia menengok perlahan ..
Ku tangkap tangannya yang kasar ditempa kejamnya kehidupan ..
Ku coba gelontorkan rupiah untuknya membelu sarapan ..

Namun, ia menolaknya dengan halus, sehalus sarjana ..
"Aku bekerja, bukan mengemis. Aku ingin makan dari hasil keringatku sendiri, kaka"
Seketika hatiku dan lidahku kelu mendengarnya ..
Bukan karena penolakannya, namun karena prinsip hidupnya yang langka ..

Hingga detik ini ..
Tutur katanya terngiang di hati ..
Semoga prinsipmu ..
Akan selalu melekat padamu ..

Serang, 21 Mei 2016.


Demikianlah puisi musik-musikku mungil.  Baca juga puisi puisi yang lain karya dari Satria Panji Elfalah yang ada di blog ini, Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.