Puisi Akhir Sebuah Pengorbanan
Wednesday, June 08, 2016

Puisi akhir Sebuah pengorbanan. Pengertian pengorbanan adalah suatu tindakan yang dilandasi kesadaran moral yang tulus serta ikhlas atau karena kerelaan seseorang akan suatu hal yang biasanya ditunjukan pada seseorang yang mempunyai tujuan atau makna dari tindakannya, dalam bentuk pertolongan dan tak mengharapkan imbalan dari suatu tindakan yang dilakukan karena dilandasi kerelaan dan ikhlas sematamata karna Tuhan.
Berkaitan dengan kata pengorbanan, akhir sebuah perngorabanan, judul puisi di kesemptan ini, salah salah satu penggalan baitnya. "Pupus karena sumbunya aus, Lelehan jasad dikikis kuat tak membekas, Agar karpet kekuasan tak ternoda, Puing puing jasad dikumpul para penjilat, Kotak-kotak berbau busuk dijadikan persemanyamanmu". Selengkapnya dari bait ini di smak saja puisinya di bawah ini.
PUISI AKHIR SEBUAH PENGORBANAN
Sejengkal parafin kokoh memikul api
Sumbu membentang di antara raga
Lidah lidah panas meliuk liuk di kepala
Jasad meleleh mengalir sampai ke tumit
Menjerit terbirit di tengah sinar temaram
Ketika hembusan topan membadai
Belaian api menyapu seluruh jasad
Tak pernah mengeluh dan mengalah
Menikmati erangan maut saat sumbu berdebu
Pancaran kehidupan mengalir di balik lelehan panas
Pemimpin munafik berjingkrak girang
Berdansa ria dengan alunan syaitan
Pesta maksiat berbalut kepentingan
Perempuan berjubah tapi tel@njang
Menari nari sempoyongan demi rupiah
Sejengkal parafin putih polos dan kaku
Membakar diri demi sebuah kezaliman
Mulutnya disumpal mesiu dan pelatuk
Matanya hanya melihat tak memandang
Bibirnya cuma penghias wajah
Kupingnya cuma penghias mahkota
Parafin putih panjang sejengkal
Diburu ketika malam berkelam
Dikebiri saat angin tak berarah
Difitnah ketika hujan membasuh jasad
Dibuang kemana suka kala bulan merambah bumi
Saat api pupus karena sumbunya aus
Lelehan jasad dikikis kuat tak membekas
Agar karpet kekuasan tak ternoda
Puing puing jasad dikumpul para penjilat
Kotak-kotak berbau busuk dijadikan persemanyamanmu
Sejengkal parafin kokoh memikul api
Lhokseumawe, Juni 2016
Demikianlah puisi akhir Sebuah pengorbanan. Baca juga karya dari Muklis Puna yang lain yang ada di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Berkaitan dengan kata pengorbanan, akhir sebuah perngorabanan, judul puisi di kesemptan ini, salah salah satu penggalan baitnya. "Pupus karena sumbunya aus, Lelehan jasad dikikis kuat tak membekas, Agar karpet kekuasan tak ternoda, Puing puing jasad dikumpul para penjilat, Kotak-kotak berbau busuk dijadikan persemanyamanmu". Selengkapnya dari bait ini di smak saja puisinya di bawah ini.
PUISI AKHIR SEBUAH PENGORBANAN
Muklis Puna
Sejengkal parafin kokoh memikul apiSumbu membentang di antara raga
Lidah lidah panas meliuk liuk di kepala
Jasad meleleh mengalir sampai ke tumit
Menjerit terbirit di tengah sinar temaram
Ketika hembusan topan membadai
Belaian api menyapu seluruh jasad
Tak pernah mengeluh dan mengalah
Menikmati erangan maut saat sumbu berdebu
Pancaran kehidupan mengalir di balik lelehan panas
Pemimpin munafik berjingkrak girang
Berdansa ria dengan alunan syaitan
Pesta maksiat berbalut kepentingan
Perempuan berjubah tapi tel@njang
Menari nari sempoyongan demi rupiah
Sejengkal parafin putih polos dan kaku
Membakar diri demi sebuah kezaliman
Mulutnya disumpal mesiu dan pelatuk
Matanya hanya melihat tak memandang
Bibirnya cuma penghias wajah
Kupingnya cuma penghias mahkota
Parafin putih panjang sejengkal
Diburu ketika malam berkelam
Dikebiri saat angin tak berarah
Difitnah ketika hujan membasuh jasad
Dibuang kemana suka kala bulan merambah bumi
Saat api pupus karena sumbunya aus
Lelehan jasad dikikis kuat tak membekas
Agar karpet kekuasan tak ternoda
Puing puing jasad dikumpul para penjilat
Kotak-kotak berbau busuk dijadikan persemanyamanmu
Sejengkal parafin kokoh memikul api
Lhokseumawe, Juni 2016
Demikianlah puisi akhir Sebuah pengorbanan. Baca juga karya dari Muklis Puna yang lain yang ada di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.