Puisi Garis Waktu Hari Itu
Wednesday, June 15, 2016
Puisi dan kata bijak. Puisi garis waktu hari itu. Waktu adalah seluruh rangkaian saat proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian
Garis waktu hari itu, judul ini hanya kombinasi dua puisi dari tiga puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain,
Beriramakan dawai piano
Di tepi kolam sewindu lalu
Ada denyar-denyut kerinduan
Kembali menyemayamkan duka
Di dalam dada ini
Yang telah lama bersemedi
Menyembunyikan suara
Kembali denyut nadi berirama
Mendetak-detikan pukulannya
Dalam butiran bening yang luruh di kaca jendela
Bilik kamar pondok hatiku
Jatuhan bola-bola kristal itu mendentingkan nyanyian
Kehidupan yang terpuruk di rinai kesedihan
Ada basah yang menguap, mengembun
Di bilik jendela rindu
Mengapung, bergumpalan asap
Larik-larik manis kerinduan itu pucat
Seketika basah gorden menyingkap takdir hari itu telah tersurat
Denting hujan kembali menyayat
Bersuarakan rintihan perih
Bernada letih hasrat nan karat
Piano kerinduan itu terus mengalun
Mendendangkan nyanyian pianis menangis
Dentang-dentingnya menyerupai lonceng keterbatasan waktu
Hony
Juni, 12-16
Kepada lautan
Kepada bumi
Yang hitam
Dan yang putih
Yang biru
Dan yang merah
Rembulan sejajar
Perahu mengayun
Layar biru berkibar-kibar
Merah purnama
Di sapa kemarau
Juni larutkan gerimis
Perahu mengapung
Dermaga terdampar
Jalan debu
Berbusa-busa
Baringkan dahulu
Di pesisir itu
Lampau cerita
Putri serdadu
Berburu rindu
Hony
Pelabuhan Ratu, 10-06-16
Aku kembali
Menunggu kereta itu
Di ujung peron yang sesak
Berdesakan menanti-nanti
Detik-detik berlalu
Cemas harap berkeringat
Ada dingin dan panas meresapi
Tubuh kuyu di perbatasan rel itu
Waktu berputar
Cepat menit berganti
Kereta itu tiba
Di stasiun penumpang
Peluit bersiul
Tandai kereta perlahan berjalan
Kembali roda-roda besi itu beradu
Menggemuruhkan suara ngilu
Aku masih berdiri
Di stasiun kereta berhenti
Tak ada yang kunanti
Hanya samar nanar pemandangan yang mengantri
Kereta itu telah berangkat kembali
( yang kunanti hanyalah roda-roda besi)
Hony
Juni, 12-16
Demikianlah puisi garis waktu hari itu. Baca juga karay atau puisi dari Hony yang lain yang ada di blog ini terima kasih sudah menyimak puisi di atas. Semoga puisinya menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Garis waktu hari itu, judul ini hanya kombinasi dua puisi dari tiga puisi di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain,
- Puisi garis waktu
- Puisi untuk hari itu, kini
- Puisi stasiun hati
PUISI GARIS WAKTU
Denting hujan semalamBeriramakan dawai piano
Di tepi kolam sewindu lalu
Ada denyar-denyut kerinduan
Kembali menyemayamkan duka
Di dalam dada ini
Yang telah lama bersemedi
Menyembunyikan suara
Kembali denyut nadi berirama
Mendetak-detikan pukulannya
Dalam butiran bening yang luruh di kaca jendela
Bilik kamar pondok hatiku
Jatuhan bola-bola kristal itu mendentingkan nyanyian
Kehidupan yang terpuruk di rinai kesedihan
Ada basah yang menguap, mengembun
Di bilik jendela rindu
Mengapung, bergumpalan asap
Larik-larik manis kerinduan itu pucat
Seketika basah gorden menyingkap takdir hari itu telah tersurat
Denting hujan kembali menyayat
Bersuarakan rintihan perih
Bernada letih hasrat nan karat
Piano kerinduan itu terus mengalun
Mendendangkan nyanyian pianis menangis
Dentang-dentingnya menyerupai lonceng keterbatasan waktu
Hony
Juni, 12-16
PUISI UNTUK HARI ITU, KINI
Itu saja untuk hari iniKepada lautan
Kepada bumi
Yang hitam
Dan yang putih
Yang biru
Dan yang merah
Rembulan sejajar
Perahu mengayun
Layar biru berkibar-kibar
Merah purnama
Di sapa kemarau
Juni larutkan gerimis
Perahu mengapung
Dermaga terdampar
Jalan debu
Berbusa-busa
Baringkan dahulu
Di pesisir itu
Lampau cerita
Putri serdadu
Berburu rindu
Hony
Pelabuhan Ratu, 10-06-16
PUISI STASIUN HATI
Seperti semulaAku kembali
Menunggu kereta itu
Di ujung peron yang sesak
Berdesakan menanti-nanti
Detik-detik berlalu
Cemas harap berkeringat
Ada dingin dan panas meresapi
Tubuh kuyu di perbatasan rel itu
Waktu berputar
Cepat menit berganti
Kereta itu tiba
Di stasiun penumpang
Peluit bersiul
Tandai kereta perlahan berjalan
Kembali roda-roda besi itu beradu
Menggemuruhkan suara ngilu
Aku masih berdiri
Di stasiun kereta berhenti
Tak ada yang kunanti
Hanya samar nanar pemandangan yang mengantri
Kereta itu telah berangkat kembali
( yang kunanti hanyalah roda-roda besi)
Hony
Juni, 12-16
Demikianlah puisi garis waktu hari itu. Baca juga karay atau puisi dari Hony yang lain yang ada di blog ini terima kasih sudah menyimak puisi di atas. Semoga puisinya menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.