Puisi Jeritan Jiwa Ibunda Putus Asa
Sunday, June 19, 2016
Puisi Jeritan jiwa ibunda putus asa. Apabila ibu menjerti dengan keputusasan dalam mengurusi keluarganya maka hal ini wajar sebab ibunda juga manusia biasa seperti hal anank-anaknya yang membuatnya menjerti, akan tetapi ha semacam in jaran di temu dalam kehidu sehari- hari. ibu ibunda sangat telaten mengurus anak dan suaminya, namun tak bisa di pungkira ada saja dalam kehidupa seperti ini.
Jeritan jiwa ibunda putus asa, judu ini hanya kombinasi dari dua puisi tentang ibu, adapun masing masng judul puisinya antara lain.
Puisi Jeritan Jiwa Ibunda
Di luar sana ... hujan masih belum reda
Berderai membasahi Ibunda
Memucatkan wajah Membingungkan anak-anaknya
Petir menyambar pohon kelapa
Garang tak terkira
Menghentakkan jiwa
Meranakan luka
Tubuh bergetar
Batin gemetar ketakutan
Berlari tunggang langgang
Berebut pelukan kasih sayang
Namun apalah daya ...
Sesampainya disana
Ibundaku merana
Jiwanya terluka
Tangannya tinggal sehasta
Tak mampu memeluk
Anak-anaknya yang ratusan juta
Berhujan ratapan jiwa
Dengan terpaksa
Membiarkan anak-anaknya meregang nyawa
Di depan matanya
Duh ...!
Batinnya mengeluh
Tubuhnya lusuh
Peluhnya keruh
Jiwanya kian rapuh
Darah dan nanah membalur tubuh
Nuraninya meronta
Menjerit menembus angkasa
Tak terima
Atas segala derita
Berseru!
Meminta keadilan Sang Maha Kuasa
Lirih bergumam
Ya Allah, Ya Tuhanku
Ampunilah dosa hamba
Hapuskan derita jiwa Negara
Dan biarkan anak-anakku bahagia
Tmg, 19 Juni 2016
Puisi Putus Asa ( ibu dan ayah maafkan aku)
Pagi ini kutatap embun dengan nanar
Mata bulat lebam terbenam lingkaran
Untuk tidur ku tak kuasa
Untuk makan aku tak bisa
Kali ini pedih amat pedih yang kurasa
Seperti belati yang terus menyayat luka
Kesabaran tak kunjung mereda
Tapi hasil tak pernah sampai di depan mata
Oh tuhan..
Oh langit..
Oh tanah..
Tak bisakah beban ini tersingkirkan
Waktu bergulir dengan lincahnya
Umur semakin terkikis dengan harinya
Tapi kesuksesan tak kunjung tiba
Tapi kebahagiaan tak kunjung menyapa
Oh ayah... ibu maafkan aku
Diusia kini aku tak mampu
Sungguh ananda merasa pilu
Tak mampu beri kebahagiaan yang syahdu
Tuhan kuatkan aku
Semoga tetap berdiri dijalanmu
Semoga jadi kebanggaan mereka
Semoga kelak akan berguna
Demikianlah Jeritan jiwa ibunda putus asa. Baca juga puisi ibu dan ayah yang lain yang ada di blog ini Semoga puisi ibunda di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi ayah dan ibu. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Jeritan jiwa ibunda putus asa, judu ini hanya kombinasi dari dua puisi tentang ibu, adapun masing masng judul puisinya antara lain.
- Puisi jeritan jiwa ibunda
- Puisi putus asa ( ibu dan ayah maafkan aku )
Puisi Jeritan Jiwa Ibunda
Oleh: Mimi Marvill
Di luar sana ... hujan masih belum redaBerderai membasahi Ibunda
Memucatkan wajah Membingungkan anak-anaknya
Petir menyambar pohon kelapa
Garang tak terkira
Menghentakkan jiwa
Meranakan luka
Tubuh bergetar
Batin gemetar ketakutan
Berlari tunggang langgang
Berebut pelukan kasih sayang
Namun apalah daya ...
Sesampainya disana
Ibundaku merana
Jiwanya terluka
Tangannya tinggal sehasta
Tak mampu memeluk
Anak-anaknya yang ratusan juta
Berhujan ratapan jiwa
Dengan terpaksa
Membiarkan anak-anaknya meregang nyawa
Di depan matanya
Duh ...!
Batinnya mengeluh
Tubuhnya lusuh
Peluhnya keruh
Jiwanya kian rapuh
Darah dan nanah membalur tubuh
Nuraninya meronta
Menjerit menembus angkasa
Tak terima
Atas segala derita
Berseru!
Meminta keadilan Sang Maha Kuasa
Lirih bergumam
Ya Allah, Ya Tuhanku
Ampunilah dosa hamba
Hapuskan derita jiwa Negara
Dan biarkan anak-anakku bahagia
Tmg, 19 Juni 2016
Puisi Putus Asa ( ibu dan ayah maafkan aku)
Karya: k citra sari
Pagi ini kutatap embun dengan nanarMata bulat lebam terbenam lingkaran
Untuk tidur ku tak kuasa
Untuk makan aku tak bisa
Kali ini pedih amat pedih yang kurasa
Seperti belati yang terus menyayat luka
Kesabaran tak kunjung mereda
Tapi hasil tak pernah sampai di depan mata
Oh tuhan..
Oh langit..
Oh tanah..
Tak bisakah beban ini tersingkirkan
Waktu bergulir dengan lincahnya
Umur semakin terkikis dengan harinya
Tapi kesuksesan tak kunjung tiba
Tapi kebahagiaan tak kunjung menyapa
Oh ayah... ibu maafkan aku
Diusia kini aku tak mampu
Sungguh ananda merasa pilu
Tak mampu beri kebahagiaan yang syahdu
Tuhan kuatkan aku
Semoga tetap berdiri dijalanmu
Semoga jadi kebanggaan mereka
Semoga kelak akan berguna
Demikianlah Jeritan jiwa ibunda putus asa. Baca juga puisi ibu dan ayah yang lain yang ada di blog ini Semoga puisi ibunda di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi ayah dan ibu. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.