Puisi Kepada Tulang Rusukku
Tuesday, June 28, 2016
Puisi dan kata bijak. Puisi kepada tulang rusukku. Maksud dari kalimat kepada tulang rusuk ini adalah kata bermakna yang di tujukan kepada seorang wanita seperti yang dijelaskan dalam puisi tulang rusuk.
Sebagaimana di ketahui, wanita diciptakan dari tulang rusuk laki- laki adalah gʌmbaran penting bahwa peran seorang wanita menjadi pasangan laki- laki. dialah sebagai pᥱndamping, pembahagia, penguat serta sekaligus penyeimbang hidup bagi laki -laki.
Letak tulang rusuk yg berdekatan dengan jantung mempunyai dua fungsi yang utama yaitu untuk memperkuat dada serta melindungi hati yg artinta, bahwa wanita mempunyai peranan untuk menjadikan lelaki/suaminya sebagai sosok yg kuat serta lapang dadanya menjaga hati lelakinya untuk tetap merasa tentram dan tenang dalam bingkai keimanan.
Kata kata kepada tulang rusukku adalah satu dari tiga judul puisi yang diterbitkan di kesempatan ini, adapun masing masing judul pusinya antara lain.
- Puisi rerumbai cinta hidupkan jiwa hamba
- Puisi kepada tulang rusukku
- Puisi Sin
Tiga puisi tema campuran yang diantaranya terdapat puisi tulang rusuk, yang bisa dijadikan sebagai referensi untuk menulis contoh puisi panjang
Kumpulan Puisi Tema Campuran
Bagaimana cerita puisi dalam bait tiga puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya disimak saja puisi-puisi dibawah ini dimulai dari puisi tulang rusuk atau puisi kepada tulang rusukku, berikut ini.
PUISI KEPADA TULANG RUSUKKU
Muklis Puna
Masa kelam, sendawa berbau ampas Jeroan mengalir lewat nafas panjang kehidupan
Baju lusuh membungkus tulang menua
Mata dunia selalu dipicingkan ke arahku
Aku tersungkur di sudut waktu
Kepercayan diri luntur digerus ombak kemiskinan
Kehinaan melebur dalam darah menyasar arteri dan vena kehidupan.
Terhempas di samudera kenistaaan
Tak ada pelampung harapan menuju daratan
Kaki kecil ini menapaki setiap pintu toko di kota tua mencari bulan redup
Berharap pada kabut agar meneteskan setitik air pelepas dahaga
Dalam lamunan panjang aku terdampar ke daratan
Seorang peri tiba tiba mengapitku
Lewat semayup merdu dia berbisik tentang kerasnya hidup jika satu tangan ditepukkan
Lewat tangan dinginya ku kayuh perahu hidup
Ribuan terjal dan lembah menggatung di pelupuk mata
Badai keluarga datang menghadang
Ku seka air matanya yang menyelinap perlahan turun lewat bulan sabit yang merekah indah
Setengah jiwaku terluka.
Kucoba membuka setiap tabir kehidupan bersamanya
Ternyata tuhan menjawab kehinaan itu melalui tulang rusukku yang hilang
Ada banyak rangkaian kehidupan sudah ku jajaki. Akhirnya tuhan menitipkan sebuah rancangan terindah untukku.
Lewat puisi ini kau lah tulang rusukku sebagai rancangan istimewa
Lhokseumawe, Juli 2015
PUISI RERUMBAI CINTA HIDUPKAN JIWA HAMBA
Oleh: Mimi Marvill
Ketika rerumbai cinta memburai
Segala wajah sunyi tersapu
Terpancarlah sinar surya
Dari jiwa yang hampa
Benih kasih mulai tumbuh
Menghiasi ladang gersang
Bunga pun bermekaran
Menawan setiap insan
Aroma mewangi memenuhi hati
Ciptakan wewarna pelangi dalam diri
Raga bangkit dari mati suri
Jiwa berseri selaksa embum pagi
Jateng, 28 Juni 2016
PUISI SIN
Karya: Ilene
Sin, berminggu-minggu layar dan angin menjuru.
Mereka berkejaran, menunggu ratusan lintang yang membentang.
Masuk di kening kemudi yang hilang bebatuan karang dan siulan burung elang.
Menjelajah lautan, ombak yang timbul dan tenggelam selalu mendua.
Sin, pohon beringin yang teduh telah dibaca musim.
Musim burung elang yang kawin, dan mereka bersembunyi sampai cangkang telurnya memecah.
Hari itu, awan menjadi keabuan.
Aku mengingat wanita keibuan yang memangku selendang dan mainan kuku.
Sin, gelombang berdatangan, napasku membentur dan pecah.
Ratusan lintang belum menjulang tingginya, aku masih ditikam ketakutan yang dalam, tak sedalam lautan yang telah kunaiki hingga berminggu-minggu kemudian.
Pesanmu sudah lembab, di waktu ombak datang tak tahu sebab.
Garis pantai belum kuketahui cantiknya dibandingkan garis kukumu saat kulihat hari sabtu dan awan belum menjadi warna abu.
Satu pulau telah memandu hingga tubuh pernah hitam dan abu.
Sebulan lagi sin, ratusan lintang pasti memandangi hingga angin dan angin tak saling berkejaran.
Mereka hanya rindu saat kemudi sudah hilang sunyi.
Kemudian aku menelantarkan mereka sampai ke benua eropa.
Tegal, 25-6-2016
Demikianlah puisi kepada tulang rusukku. Baca juga Puisi yang lain dengan kategori aneka puisi kami sajika untuk anda di blog ini Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya, bila menurut anda menarik... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.