Puisi Aku Kehilangan Namun Tak Ada yang Pergi | Puisi Tema Campuran
Monday, August 15, 2016
Puisi dan kata bijak. Puisi aku pernah kehilangan namun tak ada yang pergi. Kehilangan adalah sesuatu hal yg amat menyakitkan dan menyedihkan.
Akan tetapi jika kehilangan di sikapi dengan bijak, dengan selalu bersabar, dan merelakan sesuatu yang telah hilang, yakinlah secercah keindahan akan datang menghampiri kelak dibalik rasa kehilangan tersebut.
Walaupun terkadang kita berfikir ketika kehilangan, apalagi kehilangan orang yang dicintai. kadang terlintas adalah akhir dari sebuah kisah.
Akan tetapi jika mengambil positifnya semua itu merupakan suatu ujian untuk kesabaran harus dilalui, karena kehidupan ini adalah rahasiaNya, maka kehilangan pun juga berarti bukan milik kita.
Pernah kehilangan tak ada yang pergi, judul ini adalah kombinasi dua judul puisi dari empat puisi campuran dipublikasikan puisi dan kata kata bijak kesempatn ini.
Dan adapun masing masing judul puisinya antara lain:
- Puisi tak ada yang pergi
- Puisi ingatan
- Puisi aku pernah kehilangan
- Puisi kelahiran
Salah satu penggalan bait dari keempat puisi tersebut. "Rasa malu berpesta manyalip matahari di sempitnya naungan.Kita bersama merenda hari, Saling menguatkan kala ada yang lemah Berpegang tangan menyatu".
Kumpulan Puisi Tema campuran
Bagaimana kata kata puisi dan cerita puisi dalam bait puisi yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, selengkapnya disimak saja puisi-puisinya berikut ini.
PUISI AKU PERNAH KEHILANGAN
Kidung Sunyi
Wajahmu dari pupil mataku
Ingatan lebih kosong
Doa-doa lepas
Cinta yang ingkar
Dan diam seperti orang mati
Aku pernah menghayati
Sebuah masa,
di mana duka sedang berpesta
Rindu merayakan patah hati
Juga rasa malu menyembelih dada
Aku juga pernah, sekali!
Melemparmu jauh ke sana
Dari mimpi, juga kenyataan yang pasi
Melahirkan sendiri rindu-rindu
Membesarkannya sebagai candu
Lalu, kubunuh semua lelaki selainmu
Aku pernah, Hung, sekali!
Menghitamkan namamu
: pun ia tetap ungu.
Untuk kau!
10 Agustus 2016.
PUISI TAK ADA YANG PERGI
Kidung Sunyi
engkau menyalip matahari
setelah hujan reda
kuning pagi yang pucat
juga kecemasan itu
kau lahirkan sendirian
blencong padam semenjak subuh
keyakinan jatuh lebih keras dari sebelumnya
mendoakan luka dengan sedih
bertanya: Tuhan, mana temanku,
mana temanku!
sedang aku masih di sampingmu
menyoal halaman dengan rumput tekinya
kembang mawar yang subur
kupu-kupu kegirangan sepanjang waktu
sampai detik ini
meski tak ada kata-kata
andai tak jua kau ingat ia ada
tak ada yang pergi,
sampai sebuah lupa pulang ke dadamu.
roemah 15082016.
PUISI INGATAN
Jangan cemas sayang!
Jika Tuhan berkenan
Tak akan ada yang hilang
Seperti subuh yang berembun
Disambut pagi bermentari
Sayang jangan cemas!
Banyak hati luas di sempitnya naungan kita
Kita bersama akan merenda hari
Saling menguatkan kala ada yang lemah
Berpegang tangan menyatu
Jangan cemaskan hari esok!
Kita masih disini dan masih disini
Dalam ingatan tak pernah terlupa
Hidup adalah perjuangan
Tanpa menjadi (kita) dia aku dan kau hanya Kidung Sunyi
Hanya kita sayang!
Sebelum perahu tenggelam
Kita bersama mengayuh sampai payah
Untuk satu tujuan dari perjuangan
Kita akan menanam padi
Menyirami dengan segayung harapan
Agar menghasilkan bulir-bulir sempurna
Tanpa hama.
Bontang, 2016/08-15
Ell
Puisi Kelahiran
Jon Blitãr & Kidung Sunyi
Kutulis puisi untukmu; lahirku
Di tengah merahnya gaduh darah beku
Di dalam sunyinya mulut rahim
Engkau kembali terlahir memangku satu
Kutulis kembali, di sini
Pada sajak tanah hitam
Doa-doa meminang langit
Juga perkamen suci
Sebagai bekal sakral perjalanan
Untukmu; lahirku, berlarilah lebih kencang
Melompat lebih tinggi menggapai rasi
Merobek mata jagat buana lebih lebar
Biar terangnya menerjang jiwa-jiwa kesunyian
Kemudian, masih untukmu
Akan kubaca sepotong nama di kaki langit
Di dada bumi
Atas engkau, kelahiran jiwa-jiwa
: rumah tercinta.
Blt-Tp, 14082016
Demikianlah puisi aku pernah kehilangan namun tak ada yang pergi. Baca juga aneka puisi yang lain yang kami update di blog ini, Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.