Puisi Pilkada Bermanifesto | Puisi Kritik Sosial Politik
Monday, August 29, 2016
Puisi Kritik Sosial Politik | Puisi pilkada bermanifesto. Pilkada merupakan singkatan dari Pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat tertentu.
Di beberapa tempat/daerah ketika berlangsung pilkada, terkadang diplesetkan menjadi Pilkadal karena menurut mereka orang yg terpilih bisa saja berhati kadal.
sebab siapapun yang terpilih jika hatinya bukan untuk memperhatikan rakyat, maka rakyat (pemilih) bakal dikadali. Tentu ini bukanlah pemikiran yang baik, tetapi kenyataannya, di beberapa daerah tertentu kepala daerah malah terindaksi korupsi bukankah ini nama mengadali pemilihnya.
Pilkada bermanifesto adalah kombinasi dari dua judul puisi kritik sosial politik yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak untuk kesempatan ini.
Dan adapun masing masing judul puisi kritikan sosial politik diterbitkan puisi dan kata bijak antara lain:
- Puisi lapindo bermanifesto
- Puisi pilkada DKI
Salah satu penggalan baiat dari kedua puisi tersebut. "Lepuhkan telapak kaki Tergores warna darah yang kentara kental Sisasisa nafas yang tersengal rintik airmata pun berpesta mengurai cerita tabir dari balik bibir kan berdetak".
Puisi Kritik Sosial Politik | Puisi Pilkada Bermanifesto
Bagaimana kata kata kritik dalam bait puisi kritikan pemimpin yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, selengkapnya disimak saja puisinya berikut ini.
PUISI LAPINDO BERMANIFESTO
Pada lari yang lepuhkan telapak kaki
Airmata, airmata beribu wajah
Melukis pada aspal yang kepul asapnya masih menyala
Tergores warna darah yang kentara kental di sana
Dan sebagian lagi wajah mereka berkacakaca
Entah pada apa
Pada ketidakpastian yang mengurai cerita
Sisasisa nafas yang tersengal di dada
Lalu debudebu beterbangan
Menempel pada dedaunan
Yang warnanya kecoklatan
Dan sebentar lagi gugur
Debudebu dan daun kecoklatan taffakur
Setelah itu dikubur
Di kedalaman lumpur lapindo
Yang sudah bermanifesto
BKA
Batavia, 290816
PUISI PILKADA DKI
Di depan mataku sebentar lagi
Putih lembar kan bergʌmbar dan berpeci
Ada yang sipit ada yang melirik genit
F0to selfie yang terjatuh dari langit
Lalu kan kita saksikan dan perdengarkan
Riuh tivi membajak kontestan
Melarik mimpi pada ujung tepian
Atau menghujat musuhnya, menebas tanpa kasihan
Dan dengan itu pula
Janji-janji tercurah
Sederas rintik airmata
DKI pun berpesta
Pada pora yang hura-hura, atau haru-haru
Entahlah ....
Rumput-rumput seketika menyapa
Saat angin menyapu kearah sana
Ada yang sipit petahana
Gerakannya gesit tak takut akan lawannya
Ada kepala di balik peci dan doa
Tapi ah, kutaktahu lagi isinya
Yang sipit lantang menantang
Yang berpeci syahdu berdendang
Harus akhlak yang di kedepankan
Yang sipit tak ketinggalan harus sesuai aturan dan sesuaikan anggaran
Tanpa ada proyek fiktif beterbangan
Lalu terbuka tabir dari balik bibir
Yang kan berdetak pada dada
Tentukan calon mu serta
Atau kan diam dalam pesta pora
Sedang nyanyi baru saja dimulai
Dan sesaji mulai dinyalakan dipojok sana-sini
Tentukan pasangan hati
Yang tak akan berselingkuh nanti
Sebab jika kau mati
Pasanganmu takkan mengenali
Tepat di pilkada DKI nanti
BKA
Batavia, 290816
Demikianlah Puisi pilkada bermanifesto. karya dari Berliana kharisma ayu, baca juga puisi puisi yang lain yang kami update di blog ini, Semoga puisinya di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.