Puisi Pluralitas Pluralisme Dan Kepemimpinan
Saturday, September 10, 2016
Puisi dan kata bijak, Puisi pluralitas pluralisme dan kepemimpinan. mengapa orang yang dianggap radikal dimusuhi oleh pluralis, dipertuhankan dan mempertuhankah seseorang hanya karena kemampuan hegemoni agitasi dan retorikanya.
Pragraf ditas adalah salah satu dari dua puisi sarkasme yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak untuk kali ini.
Dan puisi pluralitas pluralisme dan kepemimpinan adalah satu dari dua judul puisi yang diterbtkan puisi dan kata bijak.
Adapun masing masing judul puisinya antara lain.
- Puisi pluralitas pluralisme dan kepemimpinan
- Puisi masih tentang kefakiran
Dua judul puisi sarkasme yang membahas hal hal tertentu seperti masing masing judul puisinya
Dua puisi Sarkasme
Bagaimana cerita dan makna di balik dua puisi sarkasme tersebut, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
PUISI PLURALITAS PLURALISME DAN KEPEMIMPINAN
Mari berpikir
Apa salahnya orang punya keyakinan yang plural
Bukankah itu fitrah ?
Dan itu kehendak Tuhan tapi mengapa orang yang dianggap radikal dimusuhi oleh pluralis?
Bukankah radikalisme itu bagian dari pluralitas itu sendiri
Tetapi mereka yang buang air besar di mihrab pun akan mereka bela mati - matian atas nama pluralitas
Bagiku ini adalah inkonsistensi tersendiri dalam tubuh pluralis
Apakah salah bila ada orang yang memilih pemimpin yang seaqidah?
Bila ada orang yang menyatakan bahwa orang memilih pemimpin atas dasar akidah dan tauhid
lalu kita menghakimi mereka sebagai orang yang tidak toleran
lalu apa bedanya dengan teroris yang tak toleran pada pemikiran mu'tazilah memang tak ada yang mampu seadil tuhan kawan
karena kita bukan tuhan
tetapi kita sering dipertuhankan dan mempertuhankah seseorag hanya karena kemampuan hegemoni agitasi dan retorikanya
apakah seorang tokoh itu memilki kemuliaan sehebat nabi??
hanya dilihat dari perkatannya?
Bukankah tauhid itu jelas adanya?
Sidoarjo 10 Septeber 2016
PUISI MASIH TENTANG KEFAKIRAN
Terkadang kita lupa bahwa nikmat tuhan itu kadang tak kita sadari
HIngga Tuhan berkata " maka nikmat Tuhanmu yang kau dustakan?"
Mana syukur dan ikhlas mu
Hanya karena lembaran rupiah yang menurut kita jauh dari kata cukup
Bukankah rizki itu telah Tuhan cukupkan untuk kita?
Jika fatamorgana dunia ini melenakan kita dari syukur dan dzikir
Apa arti syahadat kita?
Maka wajar bila dapatkan adzab yang teramat sangat pedih untuk di rasa
Lalu dimanakah fakir kita?
Mengapa hanya demi sekardus mie
Dengan mudah kita berganti Tuhan?
Masihkah kita harus fakir seperti ini?
Apakah kita rela bahwa jalan hidup kita yang mulia ini
Tergadai sedemikian mudah hanya kita mencintai makhluk?
Apalagi makhluk itu berbentuk lawan jenis?
Berganti Tuhan hanya karena lawan jenis?
Ah entahlah apa yang sedang terjadi
Mungkin kini saatnya kita mengakui kekalahan kita dari iblis
Sidoarjo 10 September 2016
Demikianlah Puisi pluralitas pluralisme dan kepemimpinan. di lanjut masih tentang kefakiran karya dari Isamil lubis, Semoga puisinya di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label puisi sarkasme atau suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.