Puisi Cinta yang Romantis | Berlalu Semusim yang Membiru
Wednesday, December 21, 2016
Puisi dan kata bijak. Puisi berlalu semusim yang membiru. Semusim berasal dari kata dasar musim, yang artinya satu musim.
Dan pengertian musim adalah salah satu peristiwa yang terjadi di bumi dalam jangka tahunan, umumnya berdasarkan pada perubahan waktu setahun atau berdasarkan kondisi cuaca.
Berlalu semusim yang membiru adalah salah satau judul puisi cinta yang romantis dipublikasikan blog puiis dan kata bijak untuk kesempatan ini.
Puisi romantis ini bukan menceritakan tentang peristiwa alam akan tetapi, maksud dari kalimat berlalu musim yang membiru adalah peristiwa sepasang kekasih yang sering berselisih paham.
Dan ketika pehaman-pehaman yang salah di jelaskan sedetail permasalahan, perlahan saling memahami, perselisihan tak terjadi lagi, lalu kembali menjalani keindahan cinta yang romantis
Mungkin begitulah kira kira makna dari puisi berlalu semusim yang membiru, karena yang paling mengerti memaknai puisi adalah orang yang menulis puisinya,
Sebab terkadang, puisi itu kata yang di gunakan tak sama arti dari sesungguhnya. hanyalah penulisnya yang paling tahu maksud yang dia tulis, pembaca hanya bisa meraba raba maknanya.
Dan berikut ini adalah daftar judul puisi cinta yang romantis di tulis oleh Sri Astuty asdi, dan diterbitkan puisi dan kata bijak diantaranya:
- Puisi semusim yang membiru
- Puisi Yang berlalu.
Salah satu bait dari dua puisi cinta romantis. "Prahara peralihan dua musim merambah Perlahan mengucap dingin sehabis gerah Mentari sekali-kali saja menyaji cerah, Menangisi larik-larik di secarik kertas Basah di perdu malam, merintih pada kelam".
Puisi Cinta yang Romantis | Berlalu Semusim yang Membiru
Bagiamana kata kata cinta romantis dalam bait puisi tentang cinta yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, Selengkapnya silahkan di simak berikut ini dua puisi romantis
PUISI SEMUSIM YANG MEMBIRU
Karya : Srie Astuty Asdi
Tapak November masih menjejak di Desember
Beraroma luka pada gugur dedaun bercecer
Lembab, menampi gerimis tak henti mencecar
Aku kuyup di lautan duka, berselancar
Prahara peralihan dua musim merambah
Perlahan mengucap dingin sehabis gerah
Mentari sekali-kali saja menyaji cerah
Namun berpulang ke awan, kembali basah
Hujan, lahirkan gigil paling beku
Berkecamuk di raga sebagai rindu
Memimpi setelahnya hadirkan pelangi sendu
Memanja, berharap jumpa di Januari biru
Kemilau Mata Bening
Makassar, 02/12/2016
PUISI YANG BERLALU
Karya : Srie Astuty Asdi
Rapuh pada kedalaman tak berbatas
Menangisi larik-larik di secarik kertas
Basah di perdu malam, merintih pada kelam
Tentang setangkup rindu yang mulai buram
Kucoba biarkan, kucoba hempaskan
Riuh lambaian merupa lembut bisikan
Segala empati mendekati kupekakkan
Pupus gairah diri, perlahan asa pun memati
Engkau dahulu menyusup dalam belaian sepi
Menemui penat sembari kau pasung jeruji
Tak tampak, sehalus mengukir mimpi
Terhidang nyanyian meraup angan suci
Kemilau Mata Bening
Makassar, 05 Desember 2016
Demikianlah puisi berlalu semusim yang membiru. Simak/baca juga puisi puisi yang lain Karya Srie Astuty Asdi (Kemilau Mata Bening) di blog ini. Semoga puisi di atas dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.