Puisi Ibu Sedih | Puisi Air Mata Ibu
Thursday, December 22, 2016
Puisi Air mata ibu. Berbicara tentang ibu tentunya tidaklah cukup melukiskannya dengan bait-bait kalimat indah apa lagi hanya dalam bentuk puisi ibu.
Pengorbanan ibu yang teramat besar untuk kita sungguh tak dapat di hitung. Ibu adalah anugerah terindah dari Ilahi untuk kita. jangan sampai air mata kesedihan ibu jatuh membasahi pipinya. karena tetesan air mata ibu / bunda merupakan dosa besar bagi anak.
Kesuksesan seorang anak adalah ketika doa Ibu terkabulkan, dan kita sanggup melangkah dengan tegap tidaklah berarti apa-apa tanpa pengorbanan seorang ibu.
Oleh karena itu jangan sampai ibu sedih karena perbuatan yang tak terpuji dari seorang anak, Jangan sampai air mata ibu menetes karena kelakuan kita,
Berkaitan dengan kata-kata ibu, puisi sedih yang dipublikasikan puisi dan kata bijak untuk kali ini merupakan puisi sedih tentang ibu, yang mana hal hal yang berkaitan dengan air mata merupakan hal yang berkaitan dengan kesedihan, walau pun tak selamanya, jadi puisi ini merupakan puisi sedih tentang ibu.
Tangisan ibu membasaihi pipinya karena anak adalah sungguh dosa besar, maka jangan pernah membuat hati ibu bersedih dengan tingkah dan laku kita sebagai anak.
Dan adapun masing masih judul puisi sedih dengan tema puisi tetesan air mata ibu atau puisi air mata ibu diterbitkan puisi dan kata bijak antara lain:
- Puisi Ibu
- Puisi air mata ibu
- Puisi ibu kubawa cintamu
- Puisi ibu ibu ibu
Empat koleksi puisi tentang ibu atau puisi ibu sedih, yang menceritakan tentang tetesan air mata ibu
Kumpulan puisi sedih tentang Ibu.
Bagaimana cerita puisi sedih pada empat puisi ibu yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja berikut ini
PUISI IBU
Oleh: Azi Mut Azgar
Ibu
saat kemarau hatiku
kaulah sang hujan yang memekarkan harapanku yang hampir layu
Ibu
saat hujan cobaan membanjiriku
kaulah sang perahu yang menyelamatkanku
Ibu
do'a di antara air mata
kupanjatkan pada Tuhan pemilik kita
semoga di dunia dan akhirat kau bahagia
PUISI AIR MATA IBU
M. Lintang Pijar Nusantara
Pernah coba ku menyeka dari sembab keriput wajah
Namun linangannya masih saja deras menetes di sana
Pernah ku mencoba menyimpulkan senyum di lipatan bibirnya
Namun masih saja mendung menutup sekatannya
Walau ia tabah, menyembunyikan rasa pahitnya
Walau ku tahu batin sebelahnya dirajam ketika
Walau ia mencoba mengelabuhi matahari
Atau masih berdamai dengan segala mimpi
Kulihat jelas sayup matamu membisikkan puisi yang sering kali dirindui
Demi anakku, cinta yang terkasih
Demi buah hatiku, kan kusulam pelangi pada langit biru
Demi kamu
Calon-calon surgaku
Namun sepertinya aku, cinta dan rindu berlari membawa ambisi dan ego diri
Mengarsir neraka tepat di telapaknya
Sajak mengganti harumnya surga
Setelah aku dapati, akulah sang durhaka
Dengan airmatamu Ibu, maafkanlah segala salah dan dosaku
Pada waktu dan tempat yang telah lelah
Tapi terlambat aku mengerti sosokmu
Ibu, engkaulah sesungguhnya cintaku
PUISI IBU KUBAWA CINTAMU
Karya: Magma
Ibu, usah kaumenangis
Telah cukup bagimu air mata luruh
Ibu, jangan kaubersedih
Telah cukup bagimu derita
Aku bawa cintamu sepanjang usia
Yang mengalir bagai tirta mayang
Sejuknya bagai embun pagi
Hangatnya bagai sapuan cahaya mentari
Tak kuasa diri ini jauh darimu
Air mataku kerap menggenangi pelupuk mata
Ketika kukecup kerut dahimu
Nanar matamu seperti menyimpan sejuta misteri
Ibu, maafkanlah anakmu
Bukan enggan kubersamamu
Namun, harus kuarungi kembali samudera kehidupan
Berbekal doa dan cinta darimu
Ibu, aku pasti kembali menyapamu
Membawa segudang rindu untukmu
Bukan aku enggan menyiangi hari denganmu
Tapi aku harus meniti jalan bersama sang waktu
Ibu, doa dan cintamu adalah napas jiwaku
PUISI IBU IBU IBU
Karya Q Alsungkawa
Kau pastikan aku mampu. Setelah ditempa dalam persembunyian, di mana kehangatan yang mengalir pada darah-daging, pada ari, di ruang rahim yang gelap penuh kedamaian.
Kemudian kau izinkan aku menghela napas dan mengenal seruan azan. Dalam pangkuan dan timang-timang. Senandung lirih masih membekas di gendang telinga.
Tetiba masa anak-anak nusantara, menyajakkan kasihmu, mengabadikan butiran doa yang tak pernah beranjak dari lidah, yang meluap di kedalaman jiwamu ibu.
Dan aku, bait yang kau papah, berupa bayangan sajak, ketika kau adalah cahaya yang retaskan benang-benang impian.
Duhai ... semangat hidupku. Jejakmu meliputi bumi, dan selendangmu yang mampir ke langit. Hingga puisiku melingkari, kaulah surganya dunia.
Demikianlah puisi air mata ibu. Simak/baca juga puisi puisi yang lain bertema ibu di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.