Puisi Tentang Senja | Puisi Senja Memudar
Thursday, January 26, 2017
Puisi tentang senja | puisi senja memudar. Semilir angin sepoi- sepoi menerpa wajah, dingin, sedingin orang- orang yang lalu lalang berjalan beriringan tiada tegur sapa, tiada cerita tiada yang bercengkrama.
Pragraf diatas adalah salah satu bait dari puisi tentang senja atau puisi tema senja yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak dikesempatan kali.
Sebagimana Senja adalah masa setelah terbenamnya matahari biasa juga di kenal dengan kata kata sore atau petang, karena senja adalah waktu pergantian antara siang kembali ke malam.
Sedangkan memudar pengertiannya cahaya yang terang perlahan lahan meredup dan akan hilang dalam beberapa saat.
Sehubungan dengan kata senja dan kata memudar berikut ini adalah daftar judul kumpulan tentang adapun masing masing judul puisinya antara lain:
- Puisi Senja
- Puisi Senja yang terlewati
- Puisi Beijing
- Puisi Senja memudar
- Puisi Senja II
Lima puisi senja yang menceritakan tentang seluk beluk senja dalam bait bait puisi tentang senja.
Kumpulan Puisi Tentang Senja
bagaimana cerita senja dan kata kata senja dalam bait kumpulan puisi tentang senja yang dipublikasikan puisi dan kata bijak.
Untuk lebih jelasnya tentang cerita puisi senja, disimak saja puisi-puisinya berikut ini.
Puisi Senja Memudar
Subekti Yazan
Senja...
rona jinggamu kian memudar
pertanda malam sudah tak sabar
senandung pucuk pinus pun terdengar lirih
jadikan resahku semakin perih
Duhai malam....
yang bermandikan cahaya bintang
pesonamu kian memikat
saat rembulan yang sejak tadi kutunggu
muncul di sela ranting
memancarkan cahaya rindu
Subhanallah
Indahnya malam ini
dan akan semakin indah,
jika kau ada di sisi
sejuta cinta pun siap bersemi
dan akan semakin bersemi
saat rembulan dapat kuletakkan
di atas pangkuanmu
PUISI SENJA
Subekti Yazan
Senja....
Anggunmu memang memukau
sa'at kau berdiri
diantara siang dan malam
diantara deru ombak yang berlari kecil
diantara dedaunan pohon yang mulai teduh
Sesekali angin semilir mengejarku
yang sedang bersembunyi di balik bukit
diantara cahaya lembayung yg terlepas
terasa sejuk membelai wajah ku yang lelah
lalu kusimpan ia dalam kotak rindu yang terbungkus
Kemudian, aku berjalan
ke sekumpulan anak nelayan yang sedang bermain riang
tanpa beban
Sementara...
Nun jauh di sana nampak sabana yang menghijau
langitpun mulai memancar tenang
Dan sesekali terdengar nyanyian rindu
yang ku senandungkan
menutup sunyi yang kali ini kusendiri.
Puisi Senja Terlewati
Subekti Yazan
Sudah senja lagi rupanya....
entah sudah berapa senja terlewati
aku tak lagi menghitungnya
waktu itu aku masih termangu di kaki bukit
tempat biasa kita bertemu
saat nyanyian pipit membuyarkan lamunanku
Kamu sungguh beruntung, wahai pipit
bentar lagi kan bertemu dengan pipit kecil yang kau rindukan
Sementara di sini, aku tak tahu
entah sampai kapan harus menunggu,
dan harus menunggu.....
PUISI BEIJING
Subekti Yazan
Suatu pagi bulan Maret
A di penghujung musim dingin
enam tahun yang lalu
aku berdiri
di sudut kota Beijing
Kabut tipis masih menyelimuti langit
tak tampak kilau mentari
yang menghangatkan bumi
seperti di kotaku
Semilir angin sepoisepoi pun menerpa wajah
dingin, sedingin orangorang yang lalu lalang
berjalan beriringan
tiada tegur sapa, tiada cerita
tiada teman bercengkrama
masingmasing fokus ke tujuannya
Beijing...
kota sejuta kesibukan
namun serasa sepi di keramaian...
PUISI SENJA
Subekti Yazan
Pesonamu seakan tak pernah habis untuk diungkap
selalu saja menyimpan misteri
terkadang terlena
terkadang tak berdaya
Pada jingganya yang merona
pada merdunya nyanyian pipit yang beranjak pulang
pada deburan ombak yang menghempas karang
pada caranya yang tenang
mengakhiri kisah
memetik kenangan indah
Namun rinduku tak cukup memadai
'tuk kembali ke dalam teduhnya..
Demikianlah puisi senja memudar dan tiga judul puisi yang lain. Simak/baca juga puisi yang ada di blog ini, semoga puisnnya di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.