Kumpulan Kata Kata Bijak Tentang Cinta Romantis Dalam Bentuk Puisi Pendek
Friday, February 24, 2017
Kumpulan Kata bijak tentang cinta romantis dalam bentuk puisi pendek. Pengertian kata bijak menurut kamus bahasa indonesia, kata bijak adalah kata atau kalimat yang di tulis seseorang selalu mengunakan akal budinya, seperti puisi bijak pendek dan sajak bijak singkat yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak.
Kata kata bijak juga biasa diartikan perkataan yang di tulis nyata, bukan sebuah kata khyalan, kata bijak juga terkadang disebut kata yang baik atau kata kata yang bijaksana, yang sering juga dirangkai dalam bentuk puisi singkat bijak dan puisi bijak pendek.
Dalam Kasus lain kata kata bijak sering digunakan untuk memotivasi dalam berbagai hal, agar semangat bangkit melakukan ha hal tertentu.
Dan bila kata kata bijak dalam bentuk kata bijak cinta, tentunya hal ini untuk memotivasi dalam dunia cinta. agar dalam menjalani cinta dapat membawa ke hal-hal yang positif untuk menggapai cinta sejati.
Terkadang juga kata kata bijak cinta, membahas tentang jatuh cinta dan berbagai hal-hal yang dapat membuat perjalanan cinta romantis banget.
Dan kata bijak yang diterbitkan blog puisi dan kata bijak kali ini adalah kata kata bijak tentang cinta romantis dalam bentuk puisi pendek bijak.
Dan kata kata cinta dalam bentuk kata bijak dan kata kata motivasi cinta ini, ditulis tanpa berbait namun kata puitis tetap menonjolkan kata cinta yang romantis.
Bagaimana cerita cinta dan pesan pesan bijak cinta dalam bentuk kata bijak dan puisi pendek yang dipublikasikan puisi dan kata bijak.
Untuk lebih jelasnya, disimak saja dibawah ini sajak bijak singkat dan kata kata bijak cinta di tulis oleh Qiu Laysa berikut ini.
# Kumpulan Kata Kata Bijak Tentang Cinta Romantis Dalam Bentuk Puisi Pendek
Apabila akal tak kesampaian segala menjadi haru. Mentari tak menghangat. Bulan tak menerangi. Pelangi tak berwarni. Bintang tak mengerlip. Canggungnya ngadap bumi berimitasi bahasa alam". - laysa"Kehebatan sebuah diam. Berkata pada akhlak-Nya sudah cukup asyik, menyulam renda renda bila baiat di lemparkan". - laysa
"Tidak usah menahan kehendak oranglain dengan membantu mengayat-ayat sandiwaramu. Tidak usah merasa selesa hanya kerana rasakan diri diselubungi kerahmatan sedang bibirmu masih menjuih kemampuan oranglain.
Waraskan fikiran tebarkan kemesraan keikhlasan. Tidak usah iri cemburu kerna kau bakal mendapat segalanya kelak. selamat malam. Tidurlah beribakan niat berselimut iman". - laysa
"Turunkan hujan keatas diriku. Pancarkan terik mentari keatas peluhku. Tidak mau mereka tampak aku sedang tangisi perihku..sakitku..matiku..rinduku.." - laysa
"Jasad dan jiwa seiya siang malam tidak akan pernah bersua. Perlukah hentikan gurauan dianggap permʌinan pada satu rasa. Putaran waktu akan melegakan yang dianggap tidak wujud diwajah merindu". - laysa
"Rujuk talak tidak bersaksi tidak pernah usai kerna sihirnya yang kerap menghembus pada buhul kalian. Dimana letaknya diri dari Dia yang menguasai subuh pembuka hari". - laysa
"Kadang kadang sifat diri tidak mampu menipu. Walaupun madah puisi, adakala terkhilaf terjemah niat di hati. Akan tiba kesatu masa tetap hilang tetap rapuh tatkala melepaskan kidungmu dalam kebisuku". - laysa
"Sebuah buku usang kandungan muda tua berumur ilmu. Bertatih, merangkak, jatuh bangun pada rencana tertulis. Berlainan dondang disetiap perenggan jika terlupa lirik pd irama yang sumbang. Mungkinkah ini perenggan terakhir??". - laysa
"Andai dipendam bisa melarat. Hendak berdoa kelu terjemahannya. Terazab menagih candu cintaMu dalam terangMu. Walau harus aku terlelap dalam kamar yang tidak berlampu, bukan harapan tapi kepastian aku masih melihatMu dalam gelapku". - laysa
"Realiti cinta adalah pada sentuhan. Tidak pada pandangan yang berdusta. Tidak pada hati datang dan pergi. Tidak pada ungkapan merayu". - laysa
"Mereka kerap berbisik pada hati yang bersembunyi. Kelekaan kekal direka agar terlena. Pemeliharamu yang menguasai raja umat dan tekad yang satu kembalilah pada Dia". - laysa
"Izinkan mata menutup pandangan tamu yang menghubungi rentak akal bersulam riang dan hampa hingga terbitnya ainul yaqin.". - laysa
"Hanya keyakinan bikin kenyataan bakal menyerah. Sememangnya t'lalu sakit disaat kau melepaskan dan berhenti berharap.
Sedarilah ia tetap hadir pada qalbumu kerana ia tak pernah bersyarat". - laysa
"Bukakan pintu hijabku kekasih. Berikan ruang menjamah minda. Ini tasdik hatiku pada ciptaanMu yang tetap marak". - laysa
"Terkadang Tuhan hanya menemukan bukan menyatukan. Tapi Dia memberi penglihatan yang indah pada pelangi yang hadirnya sementara". - laysa
"Tika hujan menangis - tidak kedengaran suaramu kala menyanyi. Yang jelas lengguk tarianmu biar pakaianmu berat disimbah hujan!" - laysa
"Jangan lari dari kekalutan. Jangan melawan arus kalau tak pandai menepis. Jangan membela sepi kalau dah mula merindu. Masa selalu mencemburui doa doa ku". - laysa
"Adakah ini perhentian terakhir dimana masing masing punyai halatuju sendiri. Sedangkan masih ada lagi mencari makna yang tidak tahu pada maksud erti sebenar.
Seperti cantiknya pada sibuta, merdunya pada situli. Masih merangkak walau sitongkat membantu. Bicara terus membisu!". - laysa
"Bertembung kita diberanda anjung. Pandangan sipi seolah tidak terlihat. Jaga hatimu jangan biar berkata kata tak karuan". - laysa
"Izinkan rasa ini melabuh tirai rinduku. Diam ini cuba membebaskan jiwaku. Gundah bicara lantang mencarik sepi kian membisu. Kerana...aku kalah memburu!". - laysa
"Tersayat lagi kota puisi ini bila riangnya mereka menari menyanyi. Pesta bergelora membakar kematian yang nazak. Aku memulai, kau mengakhiri. Kita bertutur pada satu nama tuk sebuah tasbih cinta. Hanya mendamba panjatkan doa diubun ubun buat lakaran akhir". - laysa
"Semakin jauh kau dariku. Kabus menutup pakaianmu. Aku masih menatap kerianganmu diulit orang. Jika jasadmu masih merah lantas kan merobek mengoyak mimpimu. Pergilah sayang... sejauh selagi mana yang boleh. Jangan palingkan lagi wajahmu kesini kerna mereka sedang mengumpul bunga bunga yang berputik". - laysa
"Mengundur waktu waktu dalam imaginasi sekadar menghelakan lelah pada yang nyata. Tersadung langkah menyembam wajah pada lumpur". - laysa
"Aku tak dapat memegang kau dalam keadaan diluar kawalanku. Titian yang runcing melukai kakiku. Dimana imbangan tubuhku sebenar?". - laysa
"Seorang yg naif mengunci kata kata rahsia dialam maya. Menjadi pemadam disetiap coretan khilaf dari pena berpensil. Tidak akan ada lagi tradisi dr dakwat yg tumpah tempias menampar ke wajah". - laysa
Demikianlah kata bijak di selingi puisi pendek dari Laysa. Simak/baca juga kata kata bijak yang lain di blog ini, semoga kata kata bijak diatas dapat bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi bijak pendek selanjutnya, Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.