Kumpulan Puisi Tentang Derita Muslim Rohingya | Puisi Untuk Rohingya
Wednesday, September 06, 2017
Kumpulan Puisi tentang derita muslim Rohingya. Siapa sebenarnya muslim Rohinya sehingga derita nestapa seakan tiada henti melanda ᥱtnis ini. aneka macam ujian serta cobaan yang berat harus mereka tanggung.
Mulai dari penganiayaan, pembantaian, sampai terusir dari tanah kelahiran sendiri, apa salah dan dosa mereka, pada saudara muslim Rohingya
Benarkah mereka hanya pendatang di Rakhine sehingga pemerintah Myanmar menganggap masyarakat Rohingya tak jelas asal-usulnya.
Lalu mereka diusir secara paksa dan harus berjuang keras menghadapi pemaksaan dan penindasan yg dilakukan ᥱtnis yang secara umum dikuasai Myanmar.
Nyawa mereka pun menjadi taruhannya. demi mempertahankan hidup ditanah kelahirannya, Sunggu menyedihkan bukan?
Apakah karena keyakinan mereka berbeda dengan ᥱtnis mayoritas sehingga yang mayoritas seolah ketakutan, akan berkembang dan meluasnya kepercayaan masyarakat Rohingya,
Lalu kepercayaan ᥱtnis mayoritas tegerus satu persatu memilih keyakinan masyarakat Rohingya.
jika ini terjadi dapat dikatakan kecemburuan sosial dan dengki serta ketakutakan dari ᥱtnis mayoritas, akan hilangnya kepercayaann nenek moyang mereka, entahlah.
Berkaitan tentang derita yang dirasakan oleh muslim Rohingya di bawah ini beberapa puisi sedih tentang Rohingya, atau puisi untuk Rohingya.
Adapun masing masing judul puisi tentang rohingya dalam kumpulan puisi tentang derita muslim Rohingya diterbitkan puisibijak.com antara lain:
- Puisi ratapan Rohingya
- Puisi manusia perahu
- Puisi muslim Rohingya dalam bara api
- Puisi Biksu Anshin Wirathu
- Puisi untuk Rohingya
- Puisi Rohingya, kolong bumi yang terlupakan
- Puisi titip rindu buat Rohingya
- Puisi rohingya I
- Puisi rohingya II
Sembilan judul puisi tentang Rohingya yang berkisah tentang kata kata sedih akan penderitaan muslim di Rohingya dan kejadia yang dialami oleh muslim Rohingya.
Kumpulan Puisi Tentang Derita Muslim Rohingya | Puisi Untuk Rohingya
Bagaimana cerita puisi dan kata kata puisi dibalik rangkaian bait-bait puisi tentang derita muslim Rohingya yang dipublikasikan puisi dan kata bijak.
Untuk lebih jelasnya tentang cerita puisi sedih tentang Rohingya disimak saja kumpulan puisi untuk Rohingya berikut ini.
PUISI RATAPAN ROHINGYA
siamir marulafau
Tetesan air mata tak terbendung
Lautan pun tak akan sanggup membendung
Jeritan dan tangisan siang malam terdengar
Di kala sinar tak menerangi gubuk derita sejuta rasa
Genjata senjʌta pun tak menentu arah
Membidik raga di tanah tandus
Sepertinya keadilan,penindasan bagaikan peluru tajam
Mayat-mayat bergelimpahan,apa salah kami?
Bau anyir darah merebah ke mana-mana
Aroma negeri tak berbau perfum lagi
Hanyalah Tuhan tahu segalanya
Perikemanusiaan terhempas ke jurang tak bertangga
Jika hati tertutup dengan kain hitam
Apakah tenggang rasa menyebar dalam pikiran?
Aku hanya bertanya,aku hanya bertanya
Di mana kemanusiaan?
Apakah mata dan hati segenap insan tertutup sudah?
Tak akan terbinasakan raga dalam api membara
Terbakar,,,,,,,,terbakar,,,,,,,,terbakar sudah
Muslim Rohingya saudara seiman
Tak akan sirna sepanjang masa
Jika suara,hati nurani insan terukir di atas pohon merimbun
Biarlah mereka berlindung di bawah pohon dikau semai
Sepanjang tanah tak gersang
Jeritan dan tangisan tak terulang lagi
Jika ketukan hati kuat menghitung bintang-bintang tak berkelip
Meskipun cahayanya redup di saat kekuasaan berpalang emas
Hanyalah Tuhan tahu,,,,,.
Allhu Akbar,,,,,,,Allahu Akbar,,,,,Allahu Akbar
sm/05/09/2017
PUISI MANUSIA PERAHU
siamir marulafau
Aku hanya mengayuh sampan
Perahuku haus ditelan sinar mentari
Di saat sinar menyengat sanubari
Rela berkayuh di hamparan lautan tak berpilar
Jika negaraku mengaung bagaikan harimau
Memburu daging-daging bernyawa tak berdosa
Hanya berzhikir dan bertasbih pada Tuhan mereka
Ini sebuah kisah terukir di atas air garam
Haluan tak menentu,terombang ambing
Entah ke mana,,,,,entah ke mana,,,,,entah ke mana?
Muslim Rohingya menjerit,terhempas di gulungan ombak
Memecah di atas karang tak berpilar
Yang berkuasa pun pun hanya mengoceh
Tak mengenang jeritan di atas pincalan tak berlabuh
Deburan ombak pun tak bisa lagi memperhitungkan
Berapa banyak manusia sirna?
Di telan derita hanyut dalam sekejap
Tenggelam dalam lautan bergaram
Mau ke mana nyawa ini disemayamkan?
Mana kemanusiaan?
Mana keadilan?
Apakah kalian buta semua?
Kami hanya bershahadat,,,,,kami hanya bershahadat
Tali keutuhan sampai yaumil mahsyar
Tuhan tak akan tidur,mendengar dan melihat
Jeritan kami sampai ke Arasy-Nya,Allah
Mengapa dan apa salah kami,,,,tuan?
Apakah mereka binatang buas atau syetan?
Tenggang rasa sirna akan kekuasan,kepercayaan bagaikan mutiara tak berharga
Kejam sungguh,,,,,,kejam sungguh,,,,kejam sungguh
Allahu Akbar,,,,,AllahuAkbar,,,,Allahu Akbar
sm/05/9/2017
PUISI MUSLIM ROHINGYA DALAM BARA API
siamir marulafau
Sepertinya mentari menerpa,menyengat
Kulit-kulit pun menggelepur
Tak tertahankan disambar air hujan
Bergaram dalam napas,menjerit
Tangisan tak kedengaran,,,,tangisan tak kedengaran
Mengapa dikau tega membakar daging bernyawa
Hai manusia durjana
Punya hatikah dikau dalam jeritan malam tak bersuluh?
Peluru-peluru tak terkendali lagi
Terluka,,,,,terluka,,,,terluka
Pengharanpan sirna ditelan manusia bejat tak bermoral
Mengapa dikau biarkan kami sehina dini
Kami hanya berzhikir pada Tuhan kami
Bertasbih kepada Tuhan kami
Sungguh kejam,,,,sungguh kejam,,,,sungguh kejam
Bagai petir menyambar jasad,hangus
Tak akan dapat beteduh lagi
Seiring gubuk derita seribu jendela hampa,terbakar
Mengapa dikau membakar gubuk kami?
Penguasa pun hanya melirik,,,,hanya melirik
Di mana hati nurani kalian?
Kami butuh keadilan
Benci dengan penindasan di bumi kami
Apakah bumi Tuhan ini tandus?
Ribuan nyawa melayang di angkasa
Tembusan peluru-peluru tajam
Tak akan bisa ditendang,tak akan bisa ditendang
Ulurkanlah tangan kananmu,,,,,ulurkanlah tangan kananmu
Tertindas,,,,,tertindas,,,,tertindas
Dihamparan tanah tandus berbara api,menghangus
sm/05/09/2017
PUISI UNTUK ROHINGYA
Taufik Ariyanto Al Isfari
Di saat kita dan anak didik berenang di kolam yang indah, sedangkan anak-anak Rohingya berenang di sungai darah.
Di saat kita upload makanan lezat nan menggiurkan air liur, saudara kita di Rohingya mati kelaparan jasadnya terbujur.
Di saat kita Selfi dengan baju baru yang mahal harganya, saudara kita di Rohingya dikuliti dan diperk0sa.
Ya Allah, kami lemah karena dosa-dosa.
Ya Rahman, kami marah tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Ya Aziz, kami malu karena kami bisu, bisu tak mendoakan mereka.
Ya Ghafar, Ampuni kami dan semua orang beriman yg hidup dan yang telah tiada...
PUISI BIKSU ANSHIN WIRATHU
Putera Remy Merindu
Propaganda sembilan enam sembilan
Sama juga 666
Tiada bedanya
Oi biksu Wirathu
Kau melahirkan bic0kok
Yang sungguh berani
Membicutkan kulit
Menelʌnjangi
Memperk0sa
Membunuh
Lalu..... Mayat-mayat
Bergelimpangan
Hoi b0tak
Bisai penampilanmu yang alim
Tapi bercikun-cikun
Dengan para Jeneral
Bagi menghalalkan darah
Ikan kap Afrika
Serta anj*ng kurap
Yang kau gelarkan
Ingat kami ini apa
Lontaran ke dalam cikerak
Hey Sami Wirathu
Ternyata pengganas bukannya
Perlu simpan janggut
Seperti analisa barat
Ternyata kau juga
Memperlihatkan
Keganasan
Di sebalik wajahmu
Yang tidak punya sebarang bulu
Biksʋ....
Gembirakah engkau
Melihat matinya manusia
Menyaksikan pertumpahan
Darah....
Masih tidak cukupkah
Kifarat
Yang telah diterima
Pengikut-pengikutmu
Masih lagikah kau dahagakan
Darah halal Muslim Rohingya
Dey hantu
Semasa hujan batu sebesar penumbuk
Menghujani merejam tanah Myanmar
Mana perginya
Para pengikutmu
Yang berani dengan parang dan mitraliur
Semuanya sembunyi
Menyelamatkan diri
Kenapa tidak dilawan saja batu itu
Dengan peluru
Dan bedilan meriam
Tidaklah engkau sebenarnya
Segagah mana yang digembar-gemburkan
Tuhan sedang membʌngsatkan kamu....
Berjaga-jagalah
PUISI ROHINGYA, KOLONG BUMI YANG TERLUPAKAN
Ismail Habibi
Disana ribuan muslim diperk0sa dan dibunuh
Entah apa salah mereka
Apakah hanya karena mereka menyembah Allah swt
Atau karena rasul mereka adalah Muhammad saw
Mana aung san suu kyi?
Yang dielu elukan sebagai pembela demokrasi
Apakah hak asasi itu hanya diperuntukkan bagi syiah atau aliran sesat lainnya?
Apakah mereka bukan manusia?
Apakah harus lolos varifikasi dulu untuk dapat hak asasi?
Dimana PBB?
Mereka ini persatuan bangsa bangsa
Atau persatuan begundal bʌngsat
Kok tutup mata begitu
Bukankah muslim rohingya juga punya hak untuk dilindungi oleh human right watch
Mana polisi dunia Amerika Serikat yang terhormat ?
Terlelap dalam mimpi indahkah?
Atau sedang mengalami mimpi bʌsah?
Disisi lain nasionalisme mangajarkan kita untuk terikat dalam ikatan kebangsaan
Yang membuat muslim terkotak - kotak dalam vas bunga bernama :
Muslim Indonesia
Muslim Malaysia
Muslim Arab
Muslim Qatar
Dan muslim - muslim lainnya
Bukankah semua muslim itu bersaudara?
Nasaionalisme telah mencincang persaudaraan itu
Padahal persaudaraan itulah yang membuat islam kuat
Khilafah?
hahaha ia telah jadi masa lalu dan abu
Entah kapan kita sadar bahwa Khilafah itu penting demi merajut persaudaraaan islam yang telah terkoyak
PUISI TITIP RINDU BUAT ROHINGYA
Ismail Habibi
Semua agama itu manusiawi
Tapi mengapa itu tak berlaku bagi rohingya
Apa karena mereka muslim minoritas
Lalu budha yang mayoritas bebas menindʌs
Padahal sejatinys budha adalah agama yang damai
Hal itu jelas diajarkan Sidharta gautama
Kami muslim mayoritas di Indonesia pun melindungi minoritas budha
Wahai budha Myanmar
Kembalilah pada ajaran budha yang benar
Yang memanusiakan manusia
Yang damai dan mulia
Kekuasaan itu ada untuk semua
Membangun peradaban yang beradab bukan biadab
Demi kemanusiaan peluklah rohingya
Bangunlah Myanmar diatas nilai kemanusiaan universal
Jangan ada lagi tangis dan nestapa
Jangan ada lagi duka dan derita
Wahai Myanmar damai dan bersatulah
Sekian rindu redam buat rohingya ini kutulis
Semoga mampu menyentuh lubuk hati dunia
Agar damai itu tercipta di Myanmar dan seluruh dunia
Sidoarjo 6 September 2017
Puisi Rohingya
Luky Setiawan
Kami bukan makhluk atau binʌtang
Yang terus selalu ditendang
Tersungkur jatuh dihujani pedang
Menunggu ajal hanya dipandang
Tubuh ini sudah bersimbah darah
Layaknya sebagai bahan perah
Karena nurani diambil paksa dari penjarah
Kami menjerit dengan luka luka tercurah
Haruskah menjadi mayat mayat yang bergelimpangan
Memenuhi tanah bumi hanya terlihatkan
Dengan kematian yang mengenaskan
Tuhan dimanakah suatu keadilan
Apakah nyawa dan tubuh kami tidak berarti
Atau hanya penghuni peti
Yang dibunuh dengan silih berganti
Dengan beginikah cara kami mati
Jakarta, 15-09-2017
PUISI ROHINGYA
Karya: Satria Panji Elfalah
Langkah kaki-kaki mungil
Lenyap diterpa nyanyian dewa kematian
Yang menyamar di antara desingan peluru
Menelurkan teriakan penyayat hati
Tawa menguap menjadi tangis
Menyublim menjadi jasad dingin nan kaku
Tepat di atas tanah
Mereka lahir, mereka mati
Anak-anak manusia
Jatuh ke pangkuan langit
Belianya mereka
Kencing pun masih harus dipegangi
Di perjalanan menuju suaka damai
Tenggelam di sungai, hingga mati kelaparan
Membayangi langkah gontai
Menemani napas yang tersengal
Di tanah sana
Sanak famili dicecar peluh
Dimaki mentari hingga badai
Demi terpal dan tenda di suaka damai
Rohingnya
Lahir dan dibunuh di tanah sendiri
Makan hingga kelaparan di rumah sendiri
Minum hingga kehausan di keluarga sendiri
Serang, 18 September 2017.
Demikianlah puisi tentang derita muslim Rohingya. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga kedelapan puisi untuk muslim Rohingya diatas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.