Kumpulan Puisi Indah Tentang Bulan Ramadhan - Oleh Y.S. Sunaryo
Saturday, May 04, 2019
Kumpulan puisi indah tentang bulan ramadhan. Masih dalam suasana puisi menyambut ramadhan atau puisi tentang puasa ramadhan atau puisi marhaban ya ramadhan.
Sebagaimana diketahui Bulan suci Ramadhan merupakan bulan kesembilan pada penanggalan Hijriah.
Bulan Ramadhan juga merupakan bulan yang paling dirindukan oleh umat muslim, sebab di bulan ramadhan adalah bulan berkah, dimana amal kebaikan umat muslim akan dibalas dengan berkah pahala yang berlipat ganda.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Karena di bulan ini pertama kali kitab suci umat Islam Al-Qur’an diturunkan.
Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah karena di percaya nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukan di bulan-bulan lainnya.
Maka wajib bagai umat muslim berlomba dalam kebaikan untuk mendapatkan keberkahan di Bulan yang istimewa ini.
Dan mengenai tentang puisi bulan ramadhan, puisi islami yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak ini tentunya merupakan puisi-puisi indah yangberkisah tentang bulan ramadhan.
Puisi-puisi ramadhan ini ditulis oleh seorang Penyair bernama YS Sunaryo, menceritakan membahas tentang seluk beluk di bulan ramadhan.
Dan adapun masing masing judul puisi tentang bulan ramadhan yang diterbitkan puisibijak.com antara lain:Tujuh koleksi puisi ramadhan, dari YS Sunaryo, yang bisa di jadikan contoh puisi untuk menulis puisi ramadhan.
Kumpulan Puisi Indah Tentang Bulan Ramadhan
Puisi ramadhan merupakan puisi-puisi indah yang terinspirasi dari bulan ramadhan dan tentunya dirangkai dengan berbagai macam kata kata puitis sehingga menyajikan bait-bait indah bulan ramadhan,
Nah bagaimana cerita puisi dan maknanya dalam bait bait puisi indah bulan ramadhan yang dipublikasikan puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya, silahkan disimak saja puisi ramadhan berikut ini.
SEMILIR ANGIN RAMADAN
Karya Y. S. Sunaryo
Kadang matahari turut mengerti
Enggan buncahkan panas sepenuh api
Beri kesempatan semilir angin mendingin diri
Pada raga puasa di siang hari
Angin Ramadan di pucuk-pucuk bambu
Suaranya mengirama merdu
Iringi gadis-gadis tadarus di surau beraltar kayu
Simpuh, khusuk dan syahdu
Angin kian sejukan insan berpuasa
Mengirim semilir wangi-wangi surga
Hingga takwa kian menghunjam sukma
Kuatkan gelora jiwa dan raga
Angin Ramadan enggan murka
Melipat tanda-tanda bencana
Malah candai yang berpuasa penuh ceria
Berdamai selama manusia benar-benar taat kepada-Nya
MERINDU BULAN PERAPIAN
Karya YS Sunaryo
Aroma asap perapian telah terciumTerbawa oleh semilir datangnya bulan
Memanggil jiwa-jiwa shaum
Untuk membakar dosa setahun
Kayu perapian adalah tubuh-tubuh lapar
Dikeringkan oleh amal kebajikan
Lalu apinya berupa ikhlas dan sabar
Dalam menjalankan perintahNya penuh ketaatan
Mereka yang tak terbakar terjauh dari perubahan
Semata seonggok tanah liat hitam
Terinjak dalam hina
Tenggelam, lalu karam
Tanah mesti matang menjadi tumpukkan bata
Berguna kuat untuk bangunan takwa
Hingga jiwa bercahaya
Bahagia sepanjang bahtera dalam nikmat surga
Dan bulan perapian itu selalu dirindukan
Disambut jamuan di sepertiga malam
Anak-anak tarawih senyum berhamburan
Marhaban ya Ramadan
Bandung, 12 Mei 2018
MENANTI BAK SEORANG BAYI
Karya YS Sunaryo
Kau melambai segera datang
Sedangkan aku belum pulang
Padahal kidung kelahiran telah berkumandang
Namun jalang masih penghalang
Aku gelap di sebelas bulan
Tikamkan ragam pengkhianatan
Hingga roboh iman dan kemanusiaan
Berserakan puing-puing kebenaran
Tuhan hamparkan ampunan
Pada nikmat puasa seakan seribu bulan
Kosongkan kotoran dalam perut
Merajut jiwa yang semerawut
Sekali ini saja beri aku kesadaran
Membasuh rindu berimbun kesombongan
Hingga Ramadan lahirkan kembali
Aku bak seorang bayi
Dan menikmati dunia baru
Tanpa sekutu debu nafsʋ
Pada seluruh waktu yang telah hantu
Karena aku tak kuat lagi kering dari air wudu
Ciamis, 6 Mei 2018
DALAM PENANTIAN RAMADAN
Karya Y.S. Sunaryo
Sejak tengah Mei musim bersemiHidangkan hangat di hamparan bumi
Seolah beribu tahun dinanti
Kedatangan Ramadan percikan wangi
Lapar ditunggu, diminati, dilumati
Bukan soal nasi mahal dibeli
Ini ketaatan kepada Yang Maha Suci
Di bibir fajar, Ramadan berjalan menuju pagi
O, anak-anak bersuka hati
Mengumpul makanan untuk buka nanti
Para orang tua membeli melati
Ziarahi famili sambil mengaji
Semua mandi di sepanjang kali
Telʌnjang tubuh mengusir daki
Keramas kepala dengan debu bakaran padi
Masjid-masjid mengusir sepi
Mesti riang bagi yang beriman
Walau lebaran dicemaskan
Oleh para pemudik yang tak mampu membeli kemewahan
Oleh para tuan yang takut tak mampu memberi tunjangan
Fajar Ramadan tak dapat dihentikan
Melenggang penuh keberkahan
Siapa merasa, siapkan amalan
Cumbui Tuhan, membela kemanusiaan
RAMADAN YANG TERSAKITI
Karya Y. S. Sunaryo
Ke mana engkau hendak pulang
Sedangkan aku, Sang Ramadan, belum genap sebulan
Maukah kau ingat nanti di jalan
Jika memelukku sudah direnggangkan
Bagaimana kau melipat kerinduan saat mengarungi lautan
Saat melambai menaiki tangga pesawat terbang
Saat tertidur lelap di dalam mobil kesayangan
Dan ketika kau suapkan makanan di tengah siang
Kau lupakan air mata bahagia saat menjemputku di awal bulan
Padahal di akhir bulan tubuhku ada ampunan Tuhan
Dan di kakiku ada sejuk kefitrian
Tetapi, duh, engkau suguhkan pengkhianatan
Berhentilah kau sakiti aku dengan makan dan minum di perjalanan
Seolah aku sudah tiada dibenam lebaran
Padahal aku ingin setia di ujung yang kau harapkan
Membagi fitri, bahagia di kampung halaman
MEMBACA SERIBU BULAN
Karya Y. S. Sunaryo
Langit malam dibalut awan
Purnama belum mau berkawan
Angin mengeram terdiam
Menjelang Alqur'an turun di tengah malam
Inilah titik malam yang dijanjikan
Awali perburuan malam seribu bulan
Ketika pintu surga dibukakan
Bersama Alqur'an dipijarkan di tengah Ramadan
Tunduk khusuk jiwa-jiwa yang dibersihkan
Meleleh air mata tiada tertahankan
Tersebab setumpuk dosa amat mengerikan
Dibakar rona puasa dalam tungku pertobatan
Sesal nian bagi insan tiada didekap malam turunnya Alqur'an
Melewatkan Tuhan membacakan awal kalam kebenaran
Siapa merasakan getar-getar keagungan
Niscaya debu silam tersucikan
Bacalah tanda-tanda seribu bulan penuh pengharapan
Pada amalan Ramadan yang kian ditingkatkan
Tanpa lena oleh tidur kesia-siaan
Apalagi tidur selamanya tanpa selimut kebaikan
RAMADAN DI RAHIM KOTA
Karya Y. S. Sunaryo
Kota tetaplah hiruk pikuk
Bergesekan rupa-rupa periuk
Sajikan berbagai nikmat lauk pauk
Ramadan menyapa jiwa-jiwa terantuk
Dengarlah wahai para pejalan kaki
Lantunan mengaji satu jam sebelum zuhur sudah berbunyi
Berduyun-duyun simpuhkan terik matahari
Sembahyang sucikan hati
Warung-warung ditutupi
Ramadan lahirkan rasa malu
Bibir-bibir terkunci
Ramadan buahkan mulut tawadu
Sore hari kota berbahagia
Pedagang kaki lima hidangkan menu berbuka
Sesak di mata, nikmat di dalam dada
Ramadan hadirkan khas budaya warga
Kota terasa bersendi nilai agama
Lupa tentang kekerasan yang acapkali menimpa
Puasa telah membalut luka-luka
Haruskah Ramadan di kota ada sepanjang masa?
Demikianlah kumpulan puisi indah tentang bulan ramadhan, baca juga puisi islami ramadhan yang lian di blog ini, semoga puisi tentang ramadhan diatas dapat bermanfaat, dan menghibur di bulan penuh berkah ini, terima kasih sudah berkunjung di blog puisi dan kata bijak.