Kumpulan Puisi Memperingati Hari Pahlawan 10 November
Monday, November 09, 2015
Puisi memperingati hari pahlawan 10 november. Peristiwa pertempuran 10 november 1945 selalu dikenang anak bangsa indonesia dengan mengenang kejadian tersebut puisi tentang hari pahlawan yang yang menghiasi halaman puisi bijak sebagai cara untuk memperingati hari pahlawan
Sebab hari pahlawan adalah hari yang bersejarah bagi indonesia di mana para pejuang berjuang untuk bangsa dan negara demi merebut dan memasang bendera merah putih bendera kebangsaan negara republik indonesia.
Memperingati hari pahlawan ada banyak cara kreatif dilakukan anak anak bangsa yang berjiwa nasionalisme dan bagi generasi muda indonesia yaitu menulis puisi tentang pahlawan 10 november, merangkai kata-kata untuk pahlawan dan lain-lain.
Hal ini sebagai cara untuk mengenang pahlawan yang gugur di medan perang mempertahankan kedaulatan republik indonesia.
Dengan mengapresiasikan kecintaanya pada negeri ini dan mengenang kembali jasa jasa para pahlawan yang telah gugur, berkisah dalam bentuk puisi untuk memperingati hari pahlawan yang jatuh tanggal 10 november merupakan wujud cinta tanah air Indonesia
Adapun daftar judul contoh puisi tentang hari pahlawan jatuh pada tanggal 10 november yang dipublikasikan puisi dan kata bijak diantaranya:
Lima daftar puisi dalam kumpulan contoh puisi untuk pahlawan diantaranya bisa dijadikan refrensi pusi pahlawan kemerdekaan.
#5 Puisi untuk memperingati hari pahlawan 10 november
Dan inilah beberapa kreativitas anak bangsa mengapresiasikan dan mengenang kembali para pahlawan yang telah gugur di medan perang mempertahankan negara indonesia dengan membuat puisi memperingati hari pahlawan
Puisi puisi memperingati hari pahlawan 10 november adalah rangkaian tema puisi hari pahlawan di tulis dengan gaya dan krakter masing masing para penulisnya.
Selengkapnya puisi memperingati hari pahlawan di simak saja puisi hari pahlawan kemerdekaan berikut ini dalam kumpulan puisi tentang hari pahlawan di mulai dari kata-kata puisi saat darah tumpah dalam sejarah.
PUISI SAAT DARAH TUMPAH DALAM SEJARAH Oleh: Ratmaya Urip*)
Saat darah tumpahDalam yuda yang enggan tuk lelah
Dan tak ada kompromi dengan kata menyerah
Yang juga sering berujung pada jenazah
Yang kemudian mencipta sejarah
Maka lahirlah pahlawan
Sementara saat tak ada darah yang tumpah
Dalam damai yang gagah
Adakah pahlawan?
Apakah pahlawan hanya bagi mereka yang darahnya terjarah ?
Atau ada pula untuk mereka yang dapat membawa nusa menuju jaya yang penuh buncah ?
Karena prestasi tinggi yang juga mencipta sejarah?
Bagaimanapun pahlawan ada di segala masa
Baik di saat yudha akbar sedang bertabik pada nusa
Maupun saat damai mewarnai cakrawala negara
Dan kau pun sebenarnya bisa jadi pahlawan
Karena karya yang luar biasa
Yang membawa negara menuju jaya
Karena pahlawan dapat hadir bukan hanya karena darah yang tumpah dalam sejarah
Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, 10 Nopember 2015 jam 00:15
PUISI 10 NOVEMBER (HARI PAHLAWAN) karya : Muhammad Arfan Irsyad Rowis
Gemuruh peperangan tlah terjadiMenabuh genderang diatas kaki
Melawan penjajah di tanah pertiwi
Jiwa raga kujadikan harga mati
Darah menetes dari tubuh
Keluar mengalir hingga jauh
Mengotori tanah para sesepuh
Dibulan November tanggal Sepuluh
Tak ada senyum bahagia
Tak ada bias-bias tawa
Semua menderita
Semua dalam keadaan bahaya
Dengan semangat rakyat melawan
Meski dengan seadanya peralatan
Meski dengan kosongnya tangan
Tak menyurutkan semangat para pahlawan
Terimakasih pahlawan pejuang
Jasamu akan slalu dikenang
Takan tergerus oleh zaman
Abadi hingga akhir kehidupan
* Pemalang, 10 November 2015
Puisi Catatan Bulan November Karya: Penyair Kecil
Di tanah ini sempat memerahberlumuran darah
anak-anak menangis
berjuta lelaki terguris habis
Mengutuk jaman
berlarian napas-napas
tertinggal di anak yang belum sempat lahir
menimang getir pada ibu berambut dikuncir
Mereka merangkak
jauh pelan
menemui bedil yang berselempang
ditendang habis tulanglanggang
Perjuangan belum habis
napas-napas terus menggubris
tidak sempat rebah pada bumi
yang menyusui balita-balita kecil untuk bermain
Di tanah ini
gubuk-gubuk sudah penuh
hamparan napas memenuh
Tuhan, tanah ini
tanah isi masih memerah
belum lagi istri-istriku yang dipapah
jatuh di gundukkan yang sepadan mata kaki
Kami masih ingin merangkak
biar pun peluru menghentak
napas habis
tiada tangis
Kami ingin menutup cahaya
di atas tanah yang diambil haknya
sudah pantasnya
kami berontak
berontak sampai menghentak
Anak-anak berhenti sekolah
ibu-ibu tua tiada menyawah
semua takut
dihujan peluru menantang maut
Tuhan, di tanah memerah ini
biar kan darah ini menjadi sorak
menghentak sampai mengoyak
pada busuk-busuk yang menganak
kami akan melawan
Tegal, 10 Nov 2015
PUISI PAHLAWANKU Karya DR. Abdullah Fathoni
Ketika datang panggilan untuk berjuangmaka tidak akan ada waktu yang terbuang
segera berangkat pergi berperang
meski belum jelas menang atau tumbang
tetapi itulah panggilan untuk berjuang
risiko berjuang adalah gugur berkalang
rasa takut telah hilang
yang penting terus berjuang
semua kemampuan tergalang
tidak penting kalah atau menang
biarkan berkeping tulang - tulang
atau bercucuran darah terbuang
semangat bejuang tak akan berkurang
memang kini berjuang laksana belalang
yang terabang di antara alang - alang
tetapi aku yakin....
semua tak ada yang tidak mungkin
hidup itu berputar laksana roda pedatin
mata hariku memberi tanda kemarin
dan sudah terpancang sepasang batu cincin
cincin Prabunoto petanda prihatin
pahlawanku telah bersemayam dalam batin
laju pesat berenang ikan patin
dan duduk bersanding senyum pengantin
itulah petanda....
petanda terbukanya tenda
laksana kenduri hajatan di beranda
kita semua tidak boleh bercanda
karna perjuangan antara hidup dan keranda
berjuanglah para pemuda
dimanapun engkau berada
dan apapun profesimu yang ada
selamat berjuang saudaraku
Indonesia harus bersatu
hancurkan semua sekutu
agar NKRI tetap jaya dan utuh.
PUISI LUKISAN HOTEL YAMATO (Hari Pahlawan 10 November)
Mengangkangi Yamato kau tabuh genderang.Merobek kekuatan Mallaby ciptakan perang.
Ribuan artileri senjʌta lengkap menderu.
Berkoar di bawah ketiak merah-putih-biru.
Tak sulutkan gemerincingnya bambu runcing.
Yang haus darah koloni berkencing-kencing.
Melukiskan darah-darah abstrak yang sengit.
Nyiur-nyiur dentuman musnah di tepi langit.
Menciptakan kanvas-kanvas berdarah.
Di pelataran Surabaya kau lukiskan sejarah.
Blitar, 10 November 2014
Demikianlah puisi memperingati hari pahlawan 10 november. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Sampai jumpa di artikel puisi pertempuran 10 november selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.